Jika suami Anda sok
kuasa dalam rumah, tak perlu serius menanggapi. Kuasanya sebenarnya
keropos. Tinggalkan saja sejenak. Ia akan menggigil dalam kedinginan.
Kedinginan itu langsung menghunjam eksistensinya. Karena hakikatnya ia
lemah.
Pernah suatu hari saya
diajak serius oleh seorang suami. Ia kebelet mau curhat. Antara
meninggalkan istrinya atau tidak. Ia sedang diuji oleh perempuan lain,
yang diam-diam dinikahinya. Tapi sumpah, meski ia bilang perasaannya dan
pikirannya disesaki oleh bayangan perempuan lain itu, ia tidak bisa
meninggalkan istrinya. Saya hanya bilang, “sudahlah…pernikahan yang sudah dirajut lama, tak perlu kau rusak. Kau akan menyesal nantinya”
Ada lagi seorang suami yang ringan tangan. Sukanya memukul. Kadang mengucapkan kata yang tidak santun kepada istrinya, “kamu goblok…” Bahkan terkadang mengancam istrinya cerai. Nah istrinya tak mau disepelekan. Dengan jantannya ia bilang, “silahkan ceraikan saja…” Apa yang terjadi? Ternyata sang suami hanya menguapkan gertakan. Tak lebih. Selebihnya ia makhluk lemah.
Tapi ingat. Tak bisa
dibenarkan juga para istri dominatif. Berkuasa sepenuhnya dalam
keluarga. Dominasi hanya menguatkan sang istri dan melemahkan suami.
Sebenarnya ini juga berlaku buat suami. Jadi suami dan istri yang
dominatif hanya akan menyisakan ketidakseimbangan.
Tak mungkin bukan,
sebuah keluarga akan dijalankan dalam ketidakseimbangan? Karena
ketidakseimbangan akan memunculkan tindakan lain yang membuat keluarga
makin sempoyongan. Jalan saja tidak seimbang akan jatuh kok…
Percayalah istri lebih
kuat. Kekuatan yang dibalut kelembutan. Ibarat seorang pendekar, sanggup
merobohkan lawan tanpa terluka. Memang kelembutan bukan cuma istri.
suami pun banyak yang lembut.
Maaf saya sama sekali
tak bermaksud bias gender di sini. Cuma yang saya saksikan, istri memang
kuat karena bekerja sepenuh hati dan tenaga. Sejak mengandung,
melahirkan, dan menyusui sudah cukup menjadi pengalaman untuk membetuk
kesabarannya. Nah dalam kesabarannya inilah juga terletak kelembutan.
Nah, dengan kekuatan
dalam lembutnya, suami yang kadang sok kuasa, ego tinggi, tak mau
disaingi, pasti akan kembali dalam keseimbangan. Keseimbangan yang akan
membuat rumah tangga tegak, meski diterpa angin kencang sekalipun.
Tak perlu panic jika suami seperti itu. Itu hanya sekedar symptom dari belahan
jiwa lain yaitu kelemahannya. Tetapi jika sudah akut, keputusan ada di
tangan Anda para istri. Saya tidak bisa merekomendasikan apapun,
bertahan atau bercerai.